A.
PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
1. Pengertian
pertumbuhan
C.P.
Chaplin, mengartikan pertumbuhan sebagai suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dalam
bagian-bagian tubuh atau dari organism sebagai suatu keseluruhan. Menurut
A.E.Sinolungan, pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur,
seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thanthawi, mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size)
sebagai akibat dari adanya prbanyakan (multiplication) sel-sel.
Jadi,
dapat disimpulkan pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat
progresif dan continue serta berlangsung dalam periode tertentu dan merujuk
pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam
ukuran dan struktur seperti pertumbuhan badan, kaki, kepala, jantung, paru-paru
dan lain sebagainya. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap dan kemudian
mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.
2.
Perkembangan
Menurut
Chaplin, perkembangan diartikan sebagai (1) perubahan yang berkesinambungan dan
progresif dalam organism, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3)
perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah
kebagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari
tingkah laku yang tidak diketahui.
Menurut Reni Akbar Hawadi,
perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Menurut F.J.Monks,
dkk., pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang
kembali. Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju progresif, dan berkesinambungan, baik
menyangkut fisik maupun psikis.
Kesimpulannya adalah bahwa perkembangan
tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan
juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung terus-menerus dan
bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan
rohaniah menuju ketahap kematangan melalui, pertumbuhan, pematangan dan
belajar.
B.
ASPEK
PERTUMBUHAN DAN ASPEK PERKEMBANGAN
Aspek pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi pada manusia meliputi pertumbuhan dan perkembangan fisik, intelektual,
emosi, bahasa bakat, sikap, nilai, dan moral.
1.
Perkembangan
fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan system
organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Kuhlen dan Thompson mengemukakan
bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu Sistem Syaraf, Kelenjar Endokrin, Otot-otot,
dan struktur fisik atau tubuh. Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting
bagi kehidupan manusia adalah otak yang merupakan pusat perkembangan dan fungsi
kemanusiaan yang sangat menentukan bagi perkembangan individu lainnya baik
keterampilan motorik, intelektual, emosional, social, moral maupun kepribadian.
a.) Pekembangan
Fisik pada Masa Bayi
Perkembangan fisik manusia dimulai sejak
masih dalam kandungan ibu dan berlanjut pada masa bayi dan anak-anak,hingga
remaja. Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi
berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir bayi memiliki kepala yang sangat
besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Dalam rentan waktu 12 bulan,
bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian
selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya melambat tetapi pada kegiatan-kegiatan
seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru semakin cepat.
Pada saat dilahirkan panjang rata-rata
bayi adalah 20 inci atau 50 cm, dengan berat 3,4 kg. selama bulan-bulan pertama
kehidupannya berat badan bayi bertambah sekitar 5-6 ons perminggu. Pada usia 2
tahun, berat bayi mencapai sekitar 13-16 kg dengan tinggi sekitar 32-35 inci
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan
spontan yang disebut “refleks”. Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang
bersifat otomatis dan tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan
tertentu serta member bayi respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Diantara refleks-refleks yang muncul pada masa bayi itu adalah, refleks
menghisap dan mencari, refleks moro, dan refleks menggenggam. Perkembangan
refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian memunculkan serangkaian tingkah
laku yang lebih kompleks seperti pola tidur dan bangun, tingkah laku toileting
dan tingkah laku makan dan minum.
Sebelum tingkah laku refleks menghilang
bayi sudah dapat melakukan beberapa gerakan yang lebih terkendali dan
disengaja. Pada umur empat minggu, umumnya bayi dapat mengangkat kepalanya dari
posisi tengkurap. Pada usia 3-4 bulan, bayi dapat berguling dan seterusnya bayi
dapat menopang sebagian berat badan
dengan kakinya. Kemudian duduk, merangkak dan berdiri. Pada usia 18-24 bulan
anak-anak yang baru belajar berjalan, dapat berjalan cepat pada jarak pendek,
menyeimbangkan kaki mereka dalam posisi berjongkok, berjalan mundur, berdiri
dan menendang bola, serta lompat ditempat. Bayi juga melakukan
keterampilan-keterampilan sederhana seperti menjangkau dan menggenggam pada
usia 4-5 bulan, dan selama 2 tahun kemampuan tersebut semakin baik.
Bayi yang baru lahir dilengkapi dengan
indra atau sistem sensorik untuk mendeteksi, mentranduksi,dan meneruskan semua
informasi yang dating kepadanya. Contohnya bayi yang baru lahir telah memiliki
kepekaan terhadap rasa, memiliki reaksi terhadap berbagai bau, mendengar, dan
telah memiliki kesiapan untuk merespon secara difensial berbagai aspek
penglihatannya
Pada saat bayi masih dalam kandunga
ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1.5 milyar sel-sel saraf per menit.
Pada saat lahir, berat otak bayi 1/8 dari berat otak dewasanya, maka pada ulang
tahun kedua otak bayi sudah mencapai 75% dari otak dewasanya.
b.) Perkembangan
Fisik pada Masa Anak-anak Awal
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik
berlangsung lambat dibandingkan dengan pertumbuhan selama masih bayi.
Pertumbuhan fisik yang lambat inberlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda
pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual.
Selama masa anak-anak awal, tinggi anak
bertumbuh 2.5 inci, dan berat bertambah 2,5-3,5 kg setiap tahunnya. Usia 3
tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya 16,5 kg. Usia 5 tahun tinggi
anak mencapai 43.6 inci, dan berat 21,5 kg. ketika anak prasekolah, persentasi
pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun.
Diantara perkembangan fisik yng sangat
penting selama masa anak-anak awal adalah perkembangan otak dan system syaraf
ang berkelanjutan. Pertumbuhan otak pada masa ini disebabkan oleh pertambahan
jumlah dan ukur n urat saraf yang berujung di dalam dan diantara daerah-daerah
otak. Bisa juga disebabkan pertambahan myelination,
yaitu suatu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat oleh suatu
lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak terhadap peningkatan kecepatan
informasi yang berjalan melalui sistem urat saraf.
Perkembangan fisik pada masa anak-anak
ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus.
Usia 3 tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan usia 4 tahun anak
hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil
menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, menyeimbangkan tubuh
diatas satu kaki, berlari jauh, melukis, menggunting dan melipat kertas dan
lain sebagainya
c.) Perkembangan
Fisik pada Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak.
Masa pertengahan dan akhir anak-anak
merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat sampai terjadinya pubertas,
kira-kira 2 tahun anak-anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini
pertumbuhan berkembang pesat.
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang
badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi Karena
bertambahnya ukurn system rangka dan otot serta ukuran beberapa organ tubuh.
Kekuatan otot juga bertambah karena factor keturunan dan latihan (olahraga).
Dengan terus berkembambangnya berat dan
kekuatan badan, maka selama masa pertengahan dan akhir anak-anak ini
perkembangan motorik menjadi lebih halus dn lebih terkoordinasi. Anak-anak
terlihat lebih cepat dalam berlari, makin mampu menjaga keseimbangan badannya,
dan makin pandai melompat. Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan
bermacam-macam olahraga berkembang pesat.
d.) Perkembangan
Fisik pada Masa Remaja
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala-gejala
primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak pada perubahan psikologis.
Tinggi rata-rata anal laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah 59/60
inci. Tetapi pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja laki-laki adalah 69
inci dan perempuan 64 inci. Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam
penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi
anak perempuan.
Kematangan seksual merupakan suatu
rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang ditandai
dengan perubahan seks primer dan seks sekunder. Cirri-ciri seks primer merujuk
pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan alat reproduksi. Bagi
anak laki-laki, cirri seks primer ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat
dari batang kemaluan dan kantung kemaluan, yang mulai terjadi pada usia 12
tahun dan berlangsung sekitar 5-7 tahun. Testis mencapai kematangan pada usia
20/21 tahun, yang bermula pada peningkatan panjang penis, yang secara
berangsur-angsur membesar.
Sementara itu pada anak perempuan
perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi
yang menunjukkan bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang,
sehingga memungkinkan mreka untuk mengandung dan melahirkan anak. Menstruasi
ini dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium) yang memproduksi
sel-sel telur (ovum) dan hormone-hormon
estrogen dan progesteron.
Ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki
adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat,
tumbuh bulu di ketiak, di dada, di kaki dan di lengan dan disekitar kemaluan,
serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan
pinggul yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu diketiak dan di sekitar
kemaluan.
2.
Perkembangan
Intelektual
Istilah
intelek berasal dari bahasa inggris
intellect yang menurut Chaplin diartikan sebagai
·
Proses kognitif,
proses berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan
mempertimbangkan;
·
Kemampuan mental
atau intelegensi. [1]
Menurut Mahfudin shalahuddin, intelek
adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan
hubungan dari proses berfikir. Pengertian intelek tidak berbeda dengan
pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan abstraksi,
serta berfikir logisdan cepat sehingga dpat bergerak dan menyesuaikan diri
dengan situasi baru.
Jean Piaget membagi perkembangan intelek
atau kognitif menjadi empat tahapan, yaitu:
a.) Tahap
Sensori-Motoris (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak berada dalam suatu masa
pertumbuhan yang oleh kecerungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat
jelas. Menurut Piaget, pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya
dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya, sehingga kemampuan anak berkembang
untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan gerakan-gerakan, dan
secara perlahan-lahan belajar mengoordinasi tindakan-tindakannya. [2]
b.) Tahap
Praoperasional (2-7 tahun)
Tahap
ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya ditandai oleh
suasana intuitif. Artinya semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh
pemikiran, tetapi oleh unsur perasaan,
kecenderungan alamiahk, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang yang
bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini anak sangat bersifat
egosentris, anak cenderung sulit untuk memahami pandangan orang lain dan lebih
banyak mengutamakan pandangannya sendiri. Anak juga mampumenyimpan kata-kata
serta menggunakannya, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan mereka. [3]
c.) Tahap
Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan
diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya.
Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan
pikiran-pikiran orang lain dalm cara-cara yang kurang egosentris dan lebih
objetif, sudah mulai memahami hubungan fungsional karena mereka sudah menguji
coba suatu permasalahan, tatpi masih harus dengan bantuan benda konkret dan
belum mampu melakukan abstraksi. [4]
d.) Tahap
Operasional Formal (11 tahun keatas)
Pada tahap ini anak sudah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari
berpikir logis, mampu melaksanakan absraksi, memaknai arti kiasan dan simbolik,
dan memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotetis. [5]
3.
Perkembangan
Emosi
Istilah emosi menurut Daniel Goleman
adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran , perasaan, nafsu, setiap
keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Chaplin mengatakan bahwa emosi
adalah suatu keadaan yang teransang dari organism mencakup perubahan-perubahan
yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. [6]
a.) Perkembangan
Emosi pada Masa Bayi
Menurut Carrol Izard, beberapa ekspresi
emosi selama bayi, yaitu kegembiraan diekspresikan pada usia 4 bulan, ketakutan
pada usia 5-8 bulan, dan emosi-emosi malu, kebingungan, rasa bersalah, cemburu
dan kebanggaan diekspresikan pada saat anak belajar berjalan.[7]
b.) Perkembangan
Emosi pada Masa Kanak-kanak Awal
Pada rentan usia 2-4 tahun, terjadi
penambahan yang pesat mengenai jumlah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan emosi dan mereka mulai belajar mengenai penyebab dan
konsekuensidari perasaan-perasaan yang dialami. Usia 5-10 tahun, anak
menunjukkan peningkatan kemampuandalam merefleksi emosi dan memiliki pemahaman
yang lebih kompleks tentang hubungan
emosi dengan situasi tertentu. Mereka juga menunjukkan kesadaran yang tinggi
dalam mengatur dan mengontrol emosi sesuai dengan standar sosial.[8]
c.) Perkembangan
Emosi pada Masa Kanak-kanak Madya dan Kanak-kanak Akhir
Berikut ini adalah beberapa perubahan
yang penting pada masa ini.
·
Peningkatan
kemampuan untuk memahami emosi kompleks dan emosi lebih terinternalisasi dan
terintegrasi dengan tanggung jawab personal. memahami bahwa satu orang bisa
mengalami lebih dari satu emosi dalam situasi tertentu.
·
Peningkatan
kecenderungan untuk lebih mempertimbangkan kejadian-kejadian yang menyebabkan
reaksi emosi tertentu, dan mampu menekan dan menutupi emosional yang negatif
dan mampu mengalihkan perasaan ketika mengalami emosi.[9]
d.) Perkembangan
Emosi pada Masa Remaja
Reed Larson dan Marise Richard, menemukan
bahwa remaja melaporkan bahwa emosi yang lebih ekstrem dan lebih berubah-ubah
dibandingkan orang tua mereka. Sebagai contoh seorang remaja 5 kali lebih
mungkin untuk mengatakan dirinya sangat bahagia dan 3 kali lebih mungkin Untuk
Menyatakan Sangat Sedih Dibandingkan Orang Tua Mereka.
Fluktuasi emosi pada masa remaja awal,
mungkin berhubungan dengan perubahan hormonal pada masa ini. Mood akan menjadi
lebih tidak ekstrem seiring dengan beralihnya remaja menjadi orang dewasa, dan
penurunan ini mungkin saja berhubungan dengan adanya adaptasi terhadap lingkungan
sama-sama berpengaruh terhadap keadaan emosi dari seorang remaja. [10]
4.
Perkembangan
Bahasa
Laura
E. Berk mengatakan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia
yang paling kompleks dan mengagumkan. Sungguhpun kompleks, pada umumnya bahasa
berkembang dengan cepat pada manusia,
terutama pada masa kanak-kanak.
Secara
umum, perkembangan bahasa dibagi menjadi empat komponen, yaitu:
·
Fonology,
berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi pembicaraan
bahasa.
·
Semantik,
berkenaan dengan makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang
diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.
·
Tata bahasa,
berkenaan dengan penguasaan kosa kata dan kemudian memodifikasinya kedalam
cara-cara yang bermakna.
·
Pragmatik, berkenaan
dengan sisi komunikatif dari bahasa. [11]
a.) Perkembangan
Bahasa pada Masa Bayi
Suara pertama yang diucapkan oleh seorang
bayi ang baru lahir adalah tangisan. Menangis adalah salah satu cara pertama
bagi bayi berbicara dengan dunia luar. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya,
bayi banyak merengek, menjerit, menguap, bersin, mrnggeram dan sebagainya.
Kemudian pada usia 1-6 bulan, bayi mulai memperlihatkan suatu minat pada suara,
bermain dengan air liur dan merespon suara. Pada usia 6 bulan bayi
memperlihatkan ocehan yang lebih baik, sesuai dengan situasi. [12]
Pada usia 9-12 bulan bayi mulai memahami
pelajaran, seperti “daah” ketika mengucapkan selamat tinggal. Pada saat anak-anak
berusia 18-24 bulan, mereka biasanya mengucapkan pertanyaan yang terdiri dari
dua kata dan dapat mengucapkan kosa kata antara 50 s/d 300 kata. [13]
b.) Perkembangan
Bahasa pada Masa Anak-anak Awal
Pada masa ini penguasaan kosa kata anak
meningkat pesat dan telah mengalami seiumlah nama-nama dan hubungan antara
simbol-simbol. Anak mengucapkan kalimat yang makin panjang dan makin bagus.
Schaerlaekens membedakan perkembangan bahasa pada masa awal anak-anak ini menjadi tiga, yaitu periode pra-lingual (kalimat satu kata), periode
lingual-awal (kalimat-dua-kata), dari
1-2,5 tahun, dan periode diferensiasi
(kalimat-tiga-kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan
kecapan verbal. [14]
c.) Perkembangan
Bahasa pada Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak
Selama masa akhir anak-anak,
perbendaharaan kosakata anak meningkat dan cara anak-anak menggunakan kata dan
kalimat bertambah kompleks dan menyerupai bahaa orang dewasa. Ketika anak masuk
kelas satu SD perbendaharaan kosakatanya sekitar 20.000-24.000 kata. Saat anak
duduk dikelas enam, perbendaharaan kosakatanya sekitar 50.000 kata.
Perkembangan bahasa anak usia sekolah juga terlihat dalam cara anak berpikir
tentang kata-kata disertai dengan kemampuan dalam tata bahasa. [15]
d.) Perkembangan
Bahasa pada Masa Remaja
Karakteristik perkembangan bahasa remaja
di dukung oleh perkembangan kognitifnya. Remaja mulai mampu mengaplikasikan
prinsip-prinsip berpikir ilmiah secara baik pada setiap situasi dan mengalami
peningkatan kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara komprehensif,
membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi
penggunaan simbol-simbol dan terminology konkret dalam mengomunikasikannya.
Sesuai dengan perkembangan psikis remaja
yang sedang berada pada fase menjadi jati diri maka remaja sering kali
membangun dan memiliki bahasa khas remaja yang dikenal dengan istilah bahasa
gaul. Bahkan sekarang sudah diterbitkan kamus bahasa gaul. [16]
5.
Perkembangan
Bakat
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang masih bersifat
potensial dan memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan baik yang bersifat umum maupun khusus. Disebut bakat khusus
apabila kemampuan yang potensial tersebut bersifat khusus seperti bakat
akademik, social, seni, kinestik, dan lain-lain. [17]
Ada lima jenis bakat khusus, yaitu (a)
bakat akademik khusus, (b) bakat berfikir kreatif-produktif, (c) bakat seni,
(d) bakat kinestetik/psikomotorik, dan (e) bakat sosial. Adapun factor-faktor
internal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah minat, motif
berprestasi, keberanian mengambil resiko, keuletan dalam menghadapi tantangan,
dan kegigihan dalam mengatasi kesulitan.
Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi
perkembangan bakat khusus adalah kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri,
sarana dan prasarana, dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, lingkungan
tempat tinggal dan pola asuh orang tua. [18]
6.
Perkembangan
Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan
yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika
dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral
yang siap untuk dikembangkan. [19]
Dalam mengembangkan moral, peranan orang
tua sangatlah penting. Beberapa sikap orang tua yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan perkembangan moral anak, diantaranya sebagai berikut. [20]
·
Konsisten dalam mendidik
anak.
·
Sikap orang tua
dalam keluarga yang dapat dituru oleh anak.
·
Penghayatan dan
pengamalan agama yang dianut.
·
Sikap konsisten
orang tua dalam menerapkan norma.
Proses perkembangan moral anak berlangsung
melalui beberapa cara, sebagai berikut. [21]
·
Pendidikan
langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah
laku yang benar dan yang salah dan dengan melalui keteladanan.
·
Identifikasi,
yaitu
dengan cara mengidentifikasi atau
meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya.
·
Proses
coba-coba, yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral
secara coba-coba.
Tahap-tahap perkembangan moral yang
sangat dikenal adalah yang dikemukakan oleh Lawrence E.Kohberg berikut ini. [22]
·
Tingkat
prakonvensional: aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan
moral masih ditafsirkan oleh anak berdasarkan akibat fisik yang akan
diterimanya baik baik suatu kenikmatan maupun yang menyakitkan. Tingkat, yaitu
orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi relativis-instrumental.
·
Tingkat
konvensional atau konvensional awal: aturan-aturan dan
ungkapan-ungkapan moral dipatuhi atas dasar menuruti harapan keluarga, kelompok
atau masyarakat. Tingkat ini memiliki dua tahap, yaitu orientasi kesepakatan
antara pribadi atau disebut “orientasi anak manis” serta orientasi hokum dan
ketertiban.
·
Tingkat
pascakonvensional: aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan
moral dirumuskan secara jelas berdasarkan nilai-nilai dan prinsip moral yang
memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau
orang yang berpegang pada prinsip tersebut dan terlepas pula dari identifikasi
diri dengan kelompok tersebut. Tingkat ini memiliki dua tahap, yaitu orientasi
kontrak sosial legalitas dan orientasi prinsip etika universal.
[1]
Moh ali,27
[2]
Moh ali, 29
[3]
ibid
[4]
Moh ali, 29
[5]
ibid
[6]
Moh ali,62
[7]
Desmita,116
[8]
Santrock ,17
[9]
Ibid, 18
[10]
Ibid, 19
[11]
Moh ali, 122-123
[12]
Desmita, 114
[13]
Ibid
[14]
Ibid, hal 139
[15]
Ibid, hal 179
[16]
Moh ali, 127
[17]
Moh ali, 78
[18]
Moh ali, 81
[19] Desmita , 149
[20]
Syamsul Yusuf, 133
[21]
Ibid, 134
[22]
Moh Ali, 140
Tidak ada komentar:
Posting Komentar